Di dalam hubungan antar manusia, hubungan antara mertua dan menantu merupakan hubungan yang agak rumit. Ketika hubungan ini rusak, hubungan ini cukup sulit untuk baik kembali. Banyak orang terus berusaha memiliki hubungan yang baik namun tetap saja gagal. Kisah ini menceritakan sebuah hubungan yang hampir saja rusak, namun sebuah surat mengubahkan hubungan mereka.
Sang mertua yang kurang bisa menghargai menantu
Inilah isi suratnya...
"Anda adalah ibu dari suami saya. Sejujurnya, sebelum kami menikah, anda tidak mempunyai hubungan apapun dengan saya. Saya hidup bersama dengan orangtua saya. Segala sesuatu yang ada pada saya juga merupakan usaha keras dari mereka. Anda tidak berkontribusi apapun di dalam usaha mereka. Saya kurang mengerti, mengapa anda menganggap saya menjadi "keluarga anda", tidak hanya itu saya juga merasa sangat tidak dihargai. Bahkan putra saya yang berusia 2 tahun terlihat memiliki kedudukan yang lebih tinggi di mata anda.
Orangtua saya memelihara saya selama 20 tahun lebih. Setelah saya dan suami saya menikah, anda yang "menikmati" hasil usaha keras mereka. Saya sebagai seseorang yang menghormati orangtua saya, saya harap anda bisa mengucapkan terima kasih pada orangtua saya dan pada saya sendiri. Saya tidak terlalu keberatan kalau anda tidak berterima kasih pada saya. Tapi setidaknya, saya merasa anda tidak seharusnya mencari kesalahan di setiap perbuatan saya dan memakai kata "berbakti" menjadi tameng untuk meruntuhkan harga diri saya.
Hubungan menantu dan mertua yang tidak baik memang tidak menyenangkan...
Kalau anda tidak tahu, saya wanita yang mandiri dan memiliki pekerjaan saya sendiri. Saya bahkan tidak pernah meminta banyak pada putra anda. Saya bisa hidup sampai hari ini karena orangtua saya yang merawat saya dan usaha keras saya. Karena itu saya tidak merasa uang yang saya peroleh harus saya berikan sepenuhnya untuk keluarga anda. Saya bukan tipe orang yang menggunakan uang untuk "membeli" kebaikan anda. Saya tidak berhutang apapun kepada anda, anda juga tidak pernah merawat saya, saya juga tidak pernah mengambil uang anda 1 perak pun. Saya sangat menghargai saran yang anda berikan tapi anda tidak seharusnya memaksakan saran anda di dalam kehidupan saya dan keluarga saya.
Saya harap anda bisa mengerti, saya yang membayar uang listrik di rumah. Karena itu anda tidak seharusnya keberatan ketika saya menyalakan AC ketika saya merasa terlalu panas. Kalau saya tidak bisa tidur dengan baik, pekerjaan saya akan terganggu. Saya juga menggunakan uang hasil usaha saya sendiri untuk membeli keperluan saya. Saya tahu batas-batas pengeluaran saya. Kalau putra anda melakukan sesuatu yang membuat anda merasa sedih, anda tidak perlu menyalahkannya pada saya juga. Ketika ia pergi main ke luar negri, saya yang membiayai semua kebutuhan di rumah. Anda seharusnya menghargai saya dan tidak terus-terusan menyalahkan saya.
Menantu juga adalah harta dari sebuah keluarga yang mencintainya.
Terkadang saya berpikir, anda hanyalah ibu dari suami saya. Anda yang merawatnya dari kecil dan karena itu dia berhak menghormati anda. Namun sebelum saya menikah, saya tidak kenal dengan anda. Tentu saja saya harus menghormati orangtua saya. Kalau hari ini, orangtua saya berlaku kurang menyenangkan terhadap putra anda, bagaimana perasaan anda? Seharusnya putra anda juga tidak bisa mencapai harapan orangtua saya. Waktu anda sakit, anda selalu minta suami saya untuk pulang lebih awal supaya mengantarkan anda ke dokter. Namun ketika saya sakit, anda tidak peduli sama sekali, bahkan menertawakan saya, mengejek tubuh saya lemah. Maaf kalau saya tidak bisa menerima perlakuan anda yang seperti ini.
Kalau putra anda berbakti pada anda, itu sudah seharusnya. Saya juga harus berbakti pada orangtua saya. Saya harap anda bisa menghargai usaha saya ketika saya mengerjakan sesuatu untuk anda dan bukannya terus mencari kesalahan saya. Saya membantu anda karena anda adalah ibu dari suami saya. Kalau putramu bukan suami saya, saya tidak mungkin melakukan sesuatu untuk anda. Maaf, kalau saya perhitungan, namun anda tidak memiliki pemasukan apapun dan saya kurang bisa menerima perlakuan anda yang terus menerus merendahkan saya.
Hubungan yang baik akan terjadi ketika kedua pihak saling menghargai
Setelah melihat surat ini, mungkin anda merasa saya agak sombong. Namun saya harap anda bisa mengerti, saya juga manusia, ketika saya dihargai, saya akan menghormati anda bahkan lebih. Kalau anda tidak bisa menghargai usaha saya, hanya ini yang bisa saya lakukan. Saya tetap menghargai anda karena anda lebih dewasa dari saya. Namun maaf, sebagai manusia, saya juga punya tingkat kesabaran. Anda bukanlah orang yang merawat saya sedari kecil. Saya sudah berusaha untuk menghormati dan menghargai anda semaksimal mungkin. Saya harap anda bisa mengerti."
***
Banyak mertua selalu menganggap menantu adalah orang yang bisa disuruh-suruh, terus mengatur kehidupan keluarga menantu dan terus mempersulit mereka. Tapi setiap wanita juga adalah harta yang berharga dari setiap keluarga. Ketika 2 orang saling menghargai, bukankah dunia ini akan terlihat semakin indah?
Sang mertua yang kurang bisa menghargai menantu
Inilah isi suratnya...
"Anda adalah ibu dari suami saya. Sejujurnya, sebelum kami menikah, anda tidak mempunyai hubungan apapun dengan saya. Saya hidup bersama dengan orangtua saya. Segala sesuatu yang ada pada saya juga merupakan usaha keras dari mereka. Anda tidak berkontribusi apapun di dalam usaha mereka. Saya kurang mengerti, mengapa anda menganggap saya menjadi "keluarga anda", tidak hanya itu saya juga merasa sangat tidak dihargai. Bahkan putra saya yang berusia 2 tahun terlihat memiliki kedudukan yang lebih tinggi di mata anda.
Orangtua saya memelihara saya selama 20 tahun lebih. Setelah saya dan suami saya menikah, anda yang "menikmati" hasil usaha keras mereka. Saya sebagai seseorang yang menghormati orangtua saya, saya harap anda bisa mengucapkan terima kasih pada orangtua saya dan pada saya sendiri. Saya tidak terlalu keberatan kalau anda tidak berterima kasih pada saya. Tapi setidaknya, saya merasa anda tidak seharusnya mencari kesalahan di setiap perbuatan saya dan memakai kata "berbakti" menjadi tameng untuk meruntuhkan harga diri saya.
Hubungan menantu dan mertua yang tidak baik memang tidak menyenangkan...
Kalau anda tidak tahu, saya wanita yang mandiri dan memiliki pekerjaan saya sendiri. Saya bahkan tidak pernah meminta banyak pada putra anda. Saya bisa hidup sampai hari ini karena orangtua saya yang merawat saya dan usaha keras saya. Karena itu saya tidak merasa uang yang saya peroleh harus saya berikan sepenuhnya untuk keluarga anda. Saya bukan tipe orang yang menggunakan uang untuk "membeli" kebaikan anda. Saya tidak berhutang apapun kepada anda, anda juga tidak pernah merawat saya, saya juga tidak pernah mengambil uang anda 1 perak pun. Saya sangat menghargai saran yang anda berikan tapi anda tidak seharusnya memaksakan saran anda di dalam kehidupan saya dan keluarga saya.
Saya harap anda bisa mengerti, saya yang membayar uang listrik di rumah. Karena itu anda tidak seharusnya keberatan ketika saya menyalakan AC ketika saya merasa terlalu panas. Kalau saya tidak bisa tidur dengan baik, pekerjaan saya akan terganggu. Saya juga menggunakan uang hasil usaha saya sendiri untuk membeli keperluan saya. Saya tahu batas-batas pengeluaran saya. Kalau putra anda melakukan sesuatu yang membuat anda merasa sedih, anda tidak perlu menyalahkannya pada saya juga. Ketika ia pergi main ke luar negri, saya yang membiayai semua kebutuhan di rumah. Anda seharusnya menghargai saya dan tidak terus-terusan menyalahkan saya.
Menantu juga adalah harta dari sebuah keluarga yang mencintainya.
Terkadang saya berpikir, anda hanyalah ibu dari suami saya. Anda yang merawatnya dari kecil dan karena itu dia berhak menghormati anda. Namun sebelum saya menikah, saya tidak kenal dengan anda. Tentu saja saya harus menghormati orangtua saya. Kalau hari ini, orangtua saya berlaku kurang menyenangkan terhadap putra anda, bagaimana perasaan anda? Seharusnya putra anda juga tidak bisa mencapai harapan orangtua saya. Waktu anda sakit, anda selalu minta suami saya untuk pulang lebih awal supaya mengantarkan anda ke dokter. Namun ketika saya sakit, anda tidak peduli sama sekali, bahkan menertawakan saya, mengejek tubuh saya lemah. Maaf kalau saya tidak bisa menerima perlakuan anda yang seperti ini.
Kalau putra anda berbakti pada anda, itu sudah seharusnya. Saya juga harus berbakti pada orangtua saya. Saya harap anda bisa menghargai usaha saya ketika saya mengerjakan sesuatu untuk anda dan bukannya terus mencari kesalahan saya. Saya membantu anda karena anda adalah ibu dari suami saya. Kalau putramu bukan suami saya, saya tidak mungkin melakukan sesuatu untuk anda. Maaf, kalau saya perhitungan, namun anda tidak memiliki pemasukan apapun dan saya kurang bisa menerima perlakuan anda yang terus menerus merendahkan saya.
Hubungan yang baik akan terjadi ketika kedua pihak saling menghargai
Setelah melihat surat ini, mungkin anda merasa saya agak sombong. Namun saya harap anda bisa mengerti, saya juga manusia, ketika saya dihargai, saya akan menghormati anda bahkan lebih. Kalau anda tidak bisa menghargai usaha saya, hanya ini yang bisa saya lakukan. Saya tetap menghargai anda karena anda lebih dewasa dari saya. Namun maaf, sebagai manusia, saya juga punya tingkat kesabaran. Anda bukanlah orang yang merawat saya sedari kecil. Saya sudah berusaha untuk menghormati dan menghargai anda semaksimal mungkin. Saya harap anda bisa mengerti."
***
Banyak mertua selalu menganggap menantu adalah orang yang bisa disuruh-suruh, terus mengatur kehidupan keluarga menantu dan terus mempersulit mereka. Tapi setiap wanita juga adalah harta yang berharga dari setiap keluarga. Ketika 2 orang saling menghargai, bukankah dunia ini akan terlihat semakin indah?
0 Response to "Wanita Ini Mengirimkan Surat Kepada Mertuanya dan Isinya Membuat Mertuanya Luluh "
Post a Comment